Hamba yang paling dicintai Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang paling baik akhlaknya." Baca juga: Berikut Ini Tiga Ibadah yang Paling Dicintai Allah Ta'ala Bahkan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan:
Manusia adalah makhluk sosial, ia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain, baik itu orang tua, saudara, teman, dan tetangga untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itulah kehidupan yang saling berhubungan ini harus diatur dengan baik agar terjalin keharmonisan. Dalam bab ini yang akan menjadi poin utamanya adalah bagaimana menjaga hubungan baik dengan tetangga. Pengertian Tetangga Tetangga adalah orang yang rumahnya/ tempat tinggalnya berdekatan dengan rumah kita. Jika tinggalnya sangat dekat, dalam satu RT Rukun Teangga yang sama misalnya maka bisa disebut tetangga dekat. Jika agak jauh misalnya dalam satu RW Rukun Warga disebut tetangga jauh. Ada juga tetangga se-desa, tetangga se-kecamatan, dan sebagainya, tergantung seseorang berada di mana saat menyebut sebutan tetangganya. Dalam hadis disampaikan bahwa yang disebut tetangga itu adalah orang yang rumahnya berada dalam radius 40 rumah dari sekeliling rumah kita. 40 rumah dari depan, 40 dari belakang, kiri dan kanan. Dalil tentang pentingnya berbuat baik kepada Tetangga Berbuat baik kepada tetangga ini sangat penting karena ia adalah orang pertama yang akan membantu jika kita berada dalam kesulitan. Bahkan saking pentingnya nabi Muhammad dalam hadisnya bahwa seseorang itu belum bisa disebut sebagai orang yang beriman jika tidak memuliakan tetangganya. “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetangganya”. HR. Bukhari dan Muslim. Selain itu Allah juga memerintahkan manusia untuk berbuat baik kepada tetangga, sebagaimana terdapat dalam An-Nisa ayat 36. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” BENTUK/ CIRI-CIRI ADAB ISLAMI KEPADA SAUDARA, TEMAN, DAN TETANGGA Bentuk/ ciri-ciri adab islami kepada saudara Menjalin silaturrahmi antar saudara Saling perhatian dan kasih sayang Menjaga nama baik keluarga Menjauhi sifat permusuhan kepada saudara Menjaga perasaan saudara Bentuk/ Ciri-Ciri Adab kepada Teman Menciptakan suasana aman dan nyaman dalam berteman Suka membantu teman Membawa kebaikan dalam pergaulan Menganggap teman sebagai One Team One Aim Satu Tim Satu Tujuan Menanamkan sifat mengalah Bentuk/ Ciri-Ciri Adab kepada Tetangga Menerapkan “5S” Sapa, Salam, Senyum, Sopan, dan Santun Menjaga kerukunan dan keamanan Menganggap tetangga dekat sebagai saudara Saling silaturrahmi Selalu berprasangka baik Selalu membuka pintu maaf Menanamkan sifat mengalah ~~Selesai~~ TUGAS UNTUK MINGGU INI “Membuat meme gambar dengan tulisan tentang Bentuk/Ciri-ciri Adab kepada Saudara, Teman, Tetangga” Ketentuannya Harus karya sendiri/kelompok. Tidak boleh mengambil dari internet. Boleh dilukis dengan tangan, juga boleh dikerjakan menggunakan Komputer atau HP. Boleh kerjasama dengan teman jika rumahnya berdekatan, kalau jauh tidak boleh. Teman dari kelas yang berbeda juga tidak apa-apa. Maksimal 1 tugas 3 orang siswa. Tugas yang sudah selesai kemudian difoto dengan bagus dan dikirim di grup WA disertai dengan identitas. Jika dikerjakan menggunakan Komputer atau HP, langsung kirimkan filenya. Waktu pengerjaan 1 minggu Gambar-gambar terpilih nanti akan ditampilkan di website ini. Contoh Meme Post Views 2,145

Daripenjelasan diatas dapat diketahui, bahwa responden yang paling tinggi memilih jawaban ya pada pertanyaan apakah di dalam kajian rutin ba'da maghrib membahas tentang

Jawaban untuk mendapatkan petunjuk dan perlindungan termotivasi untuk senantiasa menjalankan sungguh-sungguh untuk menjauhi segala menjadi lebih tenang, damai, tidak resah, tidak galau, tidak sosok yang peduli dengan keadaan lingkungan untuk senantiasa melakukan amal untuk selalu mencegah bersyukur dengan apa yang didapatkan atau dalam menghadapi setiap problematika dalam hidup untuk berakhlakul karimah setiap waktunya JawabanMelaksanakan sholat 5 kali Membaca Al quran Menghafal asmaul husna Menghafal juz amma

OlehMuslimpintar Diposting pada 27/08/2019. Pengertian akhlak terhadap binatang dan tumbuhan - Akhlak terhadap binatang dan tumbuhan adalah memperlakukan binatang dan tumbuhan secara baik dan penuh kasih sayang. Orang yang berbudi luhur tidak hanya berbuat baik kepada orang tua, saudara dan manusia lain, tetapi juga berbuat baik terhadap

Di antara bentuk kepedulian agama Islam pada kehidupan sosial adalah adanya aturan dalam bertetangga. Islam memberikan hak-hak dan tanggungjawab bagi semua orang atas tetangganya. Karenanya, seorang muslim harus memperhatikannya. Tulisan ini fokus pada 8 hak tetangga yang harus dipenuhi. Islam mengajarkan kepedulian kepada sesama manbusia dalam konteks bertetangga, baik berdasarkan hubungan darah maupun dekatnya tempat tinggal. Mereka yang dekat tempat tinggalnya dinamakan al-jar atau al-jiran, yaitu para tetangga. Pola interaksi sosial di antara al-jar atau al-jiran melahirkan hak dan kewajiban yang harus diperhatikan guna menumbuhkan sikap kepedulian antar sesama. Menyadari hak dan kewajiban bertetangga dalam ajaran Islam merupakan esensi etika bermasyarakat. Hanya orang-orang yang berhasil membangun keseimbangan di antara hak dan kewajiban bertetangga secara proporsional, adil, dan bermartabat yang akan merasakan kebahagiaan hidup bersama di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. Aktualisasi dan pengembangan diri menuju kebahagiaan lahir batin, dunia dan akhirat, dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat merupakan tujuan utama etika bermasyarakat yang tertumpu pada tanggung jawab sosial. Islam mensyariatkan kepada pemeluknya agar selalu berbuat baik kepada mereka yang hidup berdampingan, serta tidak boleh berbuat jelek kepadanya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits, yaitu وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري Artinya, “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas keburukannya.” HR al-Bukhari. Adapun anjuran untuk berbuat baik kepada tetangga sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam hadits خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ الله تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ، وَخَيرُ الجِيرَانِ عِنْدَ الله تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ Artinya, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” HR at-Tirmidzi. Sebelum menjelaskan 8 hak tetangga yang harus dipenuhi, penting kiranya penjelasan siapa sebenarnya yang dimaksud tetangga atau al-jar dalam Islam. Dengannya, kita bisa tahu mana yang masih masuk dalam kategori tetangga dan yang tidak. Syekh Hafidz Hasan Mas’udi dalam kitab Taisirul Khalaq fi Ilmil Akhlaq menjelaskan, bahwa tetangga adalah setiap orang yang tempat tinggalnya berdekatan dengan kita. Ukuran dekat dalam hal ini adalah dengan jarak 40 rumah dari setiap arah, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Dengan demikian, orang yang tempat tinggalnya masih berada dalam jarak 40 rumah, ia adalah tetangga yang harus dipenuhi hak-haknya. Hasan Mas’udi, Taisirul Khalaq fi Ilmil Akhlaq, [Maktabah al-Hidayah], halaman 14. Adapun hak-hak tetangga yang harus dipenuhi merujuk hadits di antaran​​​​​​​ya adalah berbuat baik kepada mereka. Jika membutuhkan pertolongan, maka kita siap untuk menolongnya, sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah saw أَتَدْرُوْنَ مَا حَقُّ الْجَارِ؟ إِنِ اسْتَعَانَ بِكَ أَعَنْتَهُ، وَإِنْ اِسْتَقْرَضَكَ أَقْرَضْتَهُ، وَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ هَنَّأْتَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيْبَةٌ عَزَيْتَهُ Artinya, “Apakah kalian tahu, apa saja hak tetangga? Yaitu, jika dia meminta tolong kepadamu, kamu harus menolongnya. Jika dia meminta pinjaman, engkau harus memberikan pinjaman. Jika dia mendapatkan kebaikan, engkau menyampaikan selamat untuknya. Jika dia ditimpa musibah, engkau harus menghiburnya.” HR at-Thabarani. Syekh Hafidz Hasan Mas’udi dalam kitab akhlaknya menambah 8 hak tetangga yang harus dipenuhi, yaitu; 1 memberi salam terlebih dahulu kepadanya; 2 membalas kebaikannya; 3 menjenguknya ketika sakit; 4 memberikan ucapan selamat ketika mendapatkan kebahagiaan; 4 turut berduka cita jika dia tertimpa musibah; 5 tidak memandang istri, anak perempuan, dan pembantu perempuannya; 6 menghindari sesuatu yang tidak membuatnya bahagia; 7 menyambut tetangga dengan wajah berseri-seri dan penuh hormat; dan 8 memberikan hak-haknya yang bersifat materi. Hasan Mas’udi,Taisirul Khalaq, halaman 14-15. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam memposisikan tetangga di tempat yang sangat mulia. Masing-masing dari setiap manusia harus menyadari hal ini, karena menyadarinya merupakan bentuk kepatuhan terhadap ajaran Islam itu sendiri. Begitu juga sebaliknya, orang yang tidak memberikan hak-hak tetangga, sama halnya dengan tidak patuh pada Islam. Karenanya, dalam beberapa teks hadits disebutkan, bahwa memuliakan tetangga dengan cara memberlakukan dengan baik dan memberikan hak-haknya, merupakan representasi keimanan kepada Allah dan hari kiamat. Wallahu a’lam. Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.

PengertianAkhlak. Dalam etimologi arti akhlak adalah kebiasaan atau perbuatan. Akhlak sering diartikan dengan budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak atau yang dikenal dengan "akhlaq" dalam bahasa Arab, di artikan sebagai perangai, tabiat, kebiasaan, dan bahkan diartikan sebagai agama. MenurutProf.

Yang dinamakan tetangga mencakup seorang muslim dan seorang kafir, seorang ahli ibadah dan seorang fasik, teman dan musuh, orang asing dan orang senegri, orang yang bisa memberi manfaat dan orang yang memberi madharat, orang dekat dan orang jauh serta yang paling dekat dengan rumahnya dan paling jauh. Ada beberapa pendapat tentang batasan tetangga Al-Uza’i berpendapat Empat puluh rumah dari setiap arah’. Ibnu Syihab juga berpendapat demikian. Ali bin Abi Thalib berkata Siapa saja yang mendengar panggilan, maka dia adalah tetangga masjid’. Sekelompok manusia berkata ’Barangsiapa tinggal bersama seseorang disuatu tempat atau kota, maka dia adalah tetangga. Rasulullah Saw bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". HR. Ahmad dan at-Tirmidzi. Banyak cara dan kiat untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati dan cinta para tetangga, serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka. Di antara adab-adab yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut 1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Memuliakannya. Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". Muttafaq 'alaih Beliau Saw juga bersabda, "Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!, Mereka para sahabat bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahyu anhu ia berkata, "Wahai Rasulullah! Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Saw menjawab, "Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?" HR. al-Bukhari 2. Memulai Salam. Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu rendah hati seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt berfirman, وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ "…Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." QS. 1588. Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Rasulullah Saw bersabda, "… Maukah aku beritahu kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai Tebarkan salam di antara kalian." HR. Muslim 3. Bermuka Berseri-seri ceria saat Bertemu. Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dari Jarir bin Abdullah ra ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah Saw melihatku kecuali ia tersenyum padaku." 'alaih. 4. Menolong Saat dalam Kesulitan. Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin suku asy'ari adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." HR. Muttafaq 'alaih. 5. Memberikan Penghormatan yang Istimewa. Intervensi dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab yang dapat menimbulkan ketidakharmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan hal-hal yang sangat pribadi. Contoh “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu tiap bulan?” “Berapa uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain sebagainya. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi Saw juga bersabda, "Di antara baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya." HR. at-Tirmidzi. 6. Menerima Udzur permohonan maaf. Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita. 7. Menasehati dengan Lemah Lembut. Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika. Allah Swt sungguh telah memuji Nabi Saw dan mengaruniakan sifat lemah lembut kepada beliau, sebagai- mana firman-Nya, فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ artinya, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…" QS. Ali 'Imran 159. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan." HR. Muttafaq 'alaih. 8. Menutup Aib. Seorang mu'min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya, menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah. Dengan sikap ini pula kita akan meraih simpati dan cinta tetangga. Nabi Saw bersabda, "Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di Akhirat." HR. Muslim. 9. Saling Berkunjung. Nabi Saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, "Sesungguhnya ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah Swt mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat tadi bertanya kepadanya, "Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, "Saya mau mengunjungi saudaraku di kampung." Lalu ia bertanya kembali, "Apa kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, "Tidak, tetapi karena saya mencintainya karena Allah”. Dia berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah Swt kepadamu, dan sesungguhnya Allah Swt mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya." HR. Muslim. Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan kita untuk kali berikutnya. 10. Bersikap Ramah. Di antara sekian banyak kiat sukses meraih simpati para tetangga dan mempererat hubungan di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya. Allah Swt berfirman, قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ artinya, "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun". QS. Al-Baqarah 263. Nabi Saw bersabda, "Saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai." HR. al-Bukhari. Demikianlah sahabat bacaan madani adab atau etika terhadap tetangga dan masyarakat. Mudah-mudahan adab-adab tersebut bisa kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
\n \n \n \ndiantara hikmah berakhlak kepada tetangga adalah
HaditsTentang Tetangga. Pelaksanaan wasiat kepada tetangga ini adalah dengan berbuat baik semaksimal mungkin, sesuai kemampuan seperti memberikan hadiah, memberi salam, berwajah cerah ketika berjumpa, mencari tahu jika tidak kelihatan, membantunya ketika memerlukan bantuan, mencegah berbagai macam gangguan, material maupun
JAKARTA - Islam mengajarkan pentingnya berakhlak yang baik terhadap tetangga. Hal itu ditegaskan oleh Rasulullah Muhammad SAW sendiri. Beliau bersabda, "Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman! Demi Allah, tidak beriman, yakni orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya" HR Ahmad dan Bukhari. Penegasan itu sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah an-Nisaa' ayat 36. Artinya, "Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ...." Cukup banyak hadis yang memerintahkan agar berbuat baik kepada tetangga. Sabda Nabi SAW, ''Jibril selalu berpesan kepadaku supaya berbuat baik kepada tetangga sehingga aku kira kemungkinan kelak tetangga akan diberi waris" HR Bukhari-Muslim. Rasulullah SAW juga mengaitkan iman seseorang pada Allah SWT dan Hari Kiamat dengan sikap umatnya terhadap tetangga. "Barangsiapa yang benar-benar beriman pada Allah dan Hari Kemudian,'' tegas Rasulullah, "maka janganlah mengganggu tetangganya" HR Bukhari. Lantas, apa saja kewajiban seorang tetangga terhadap tetangga lainnya? Pertanyaan ini pernah disampaikan seorang sahabat bernama Mu'awiyah bin Jundub kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab, "Jika tetanggamu sakit, engkau menjenguknya. Jika tetanggamu meninggal dunia, maka engkau mengantar jenazahnya. Jika ia meminjam uang, engkau pinjami. Jika kekurangan, engkau tutupi, dan jika mendapat kebaikan, engkau beri selamat. Jika tetanggamu ditimpa musibah, engkau menghiburnya. Jangan meninggikan bangunanmu di atas bangunannya sehingga menghalangi datangnya angin kepada rumahnya. Jangan ganggu tetanggamu dengan bau masakanmu kecuali kamu memberikan sebagian makanan itu kepadanya." Wallahu a'lam. sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
1 Tidak Menyakiti Tetangga bahkan Memuliakannya. Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah swt dan Hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن واله Masalah adab bertetangga adalah masalah yang besar, bahkan disebutkan orang yang menyia-nyiakan hak tetangga akan menghalangi seseorang akan masuk surga. Disebutkan dalam sebuah hadits, ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan tentang perihal seorang wanita yang rajin shalat malam dan puasa di siang hari, akan tetapi dia tidak bisa menjaga lidahnya dengan selalu menyakiti tetangganya, maka Rasulullah mengatakan kepadanya Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.[1] Hak Kepada Tetangga Berkaitan dengan hak tetangga sangatlah diperhatikan dalam syari’at ini. Lihatlah bagaimana rasulullah ketika menuturkan dirinya di saat malaikat jibril alaihis salam yang selalu datang kepadanya dan mengatakan ” ما زال جبريل يوصيني بالجارحتى ظننت أنه سيورثه “. “Senantiasa jibril alaihis saalam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku menyangka dia akan mendapatkan warisan” HR. Bukhari 104 dalam Adabul Mufrad Di antara bentuk adab seorang muslim terhadap tetangga adalah Memilih Tetangga Yang Baik Di Sekitarnya Dalam hadits disebutkan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda “أربع من السعادة المرأة الصالحة، والمسكن الواسع، والجار الصالح، والمركب الهنيء” “Ada empat hal seorang mendapatkan kebahagian, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman.” Hibban 4032 Mencintai Tetanga Dan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan dalam haditsnya وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ قَالَ لأَخِيهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. “Demi Allah, seorang hamba tidak akan beriman sampai dia mencintai tetangganya –atau beliau mengatakan untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya” HR. Muslim 180 Bahkan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم jelas mengatakan “ليس المؤمن الذي يشبع، وجارُه جائع”. “Bukanlah termasuk orang yang beriman yang merasakan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar” HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 112 dan disahihkan oleh syaikh Albani dalam As-Shahihah 149 Tidak Mengganggu Tetangga Menyakiti tetangga ada beberapa bentuknya, bisa dengan ucapan misalnya mencaci makinya dan menghinanya. Atau dengan perbuatan, misalnya dengan memukulnya, Maka ini termasuk perkara yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan ini bukanlah termasuk sifat orang beriman yang suka berbicara kotor atau melaknat dan berbuat keji. Karena syariat begitu perhatiannya dalam masalah ini, yang sangat erat hubungannya antara keimanan seseorang kepada Allah dan hari akhir yaitu dengan berbuat baik kepada tetangganya. Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ » “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia menyakiti tetangganya” HR. Bukhari 5185 Bahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersumpah sebanyak tiga kali menyatakan seseorang tidak akan sempurna imannya dengan selalu menyakiti tetangganya dengan gangguannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن قالوا وما ذاك يا رسول الله قال جار لا يأمن جاره بوائقه قالوا فما بوائقه يا رسول الله قال شره “Demi Allah tidak akan beriman beliau mengatakan sebanyak 3 kali maka para sahabat bertanya kenapa ya Rasulullah! Maka dia mengatakan seseorang yang tidak merasakan aman tetangganya karena gangguannya,mereka bertanya, seperti apa gangguannya, maka rasul menjawab berupa kejelekannya” HR. Al-hakim dalam Mustadrak 21 Dalam riwayat Muslim disebutkan لا يدخل الجنة من لا يأمَن جارُه بوائقه» “Tidak akan masuk surga orang yang tidak merasakan aman tetangganya karena dengan gangguannya” Bersabar Terhadap Tetangga Sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam haditsnya tentang tiga hal yang dicintai Allah, salah satunya beliau sebutkan tentang رَجُلٌ لَهُ جَارُ سَوْءٍ فَهُوَ يُؤْذِيهِ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ فَيَكْفِيهِ اللَّهُ إِيَّاهُ بِحَيَاةٍ أَوْ مَوْتٍ “Seseorang yang memeiliki tetangga yang buruk akhlaknya, maka tetangga tersebut menyakitinya maka dia bersabar terhadap gangguannya maka Allah akan mencukupinya dengan berbuat baik kepadanya dengan kematian atau kehidupan” HR. Baihaqi di As-Sunan Al-Kubra 18971 Berbuat Baik Kepada Tetangga Yang Muslim Maupun Non Muslim. Tidak diragukan bahwasanya Rasulullah memiliki akhlak yang mulia. Seperti halnya Allah memuji nabi-Nya dengan akhlak yang mulia, maka tercermin dalam kehidupan sehari-harinya dengan berbuat baik kepada tetangganya baik yang muslim maupun non muslim. Lihatlah bagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika salah seorang sahabatnya Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhu ketika menyembelihkan kambing untuk beliau dan berkata kepada budaknya, seraya mengatakan “apakah engkau sudah memberikan hadiah untuk orang yahudi ? apakah engkau sudah memberikan untuk orang yahudi?” Karena aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda “senantiasa jibril alaiahis salam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku mengira akan mendapatkan warisan terhadapnya”. والله تعالى أعلم وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم [1] Lihat al-mustadrak al-hakim 7305
FaedahHadits: Disunnahkan untuk menasehati orang yang dicintai dan sahabat baik dengan nasihat yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat mereka. Disunnahkan untuk saling memberi hadiah diantara tetangga karena hal ini dapat menumbuhkan rasa cinta kasih dan menambah kecintaan. Tidak boleh meremehkan kebaikan apapun macam dan jenisnya karena
Perilaku Akhlak Terhadap Tetangga dan Masyarakat dalam Islam - Manusia hidup tidaklah seorang diri. Manusia hidup sangat membutuhkan orang lain dan membutuhkan kehidupan bertetangga, bermasyarakat. Sebab ia tidak mungkin mampu hidup seorang diri dalam menghasilkan segala sesuatu yang menjadi keperluan dan kebutuhannya, seperti kebutuhan pangan, papan, sandang, ketenangan jiwa, serta keperluan kehidupan yang lainnya. Lebih luas bahwa kita adalah warga Negara Indonesia, bangsa yang dianugerahi Allah dengan keberagaman. Karena itu, pada dasarnya kita semua bersaudara. Tidak ada penghalang untuk menjalin persaudaraan apapun identitas kita berbeda satu sama lain. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang sarat dengan keberagaman suku, budaya, golongan, bahkan agama. Oleh karena itu dalam komunikasi dan interaksi sesama tidak boleh memilah dan memilih keberagaman yang ada, kecuali pada persoalan ubudiyah dan ke-Tuhan-an. Pengertian tetangga dan masyarakat Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan dengan rumah kita. Dari pengertian ini mengandung makna bahwa bertetangga tidak memiliki ketentuan yang khusus. Ini berarti bahwa tetangga kita bisa berbeda suku, warna kulit, adat istiadat, agama atau keyakinan, kaya ataupun miskin. Namun dalam hal ini batasan tetangga masih diperselisihkan para ulama. Pendapat mu’tabar atau pendapat yang masyhur mengatakan bahwa batasan tetangga adalah 40 rumah dari semua arah. Hal ini disampaikan oleh Aisyah ra, Az-Zuhri dan Al-Auza’i. Adapun masyarakat adalah kumpulan dari beberapa tetangga, yang berarti masyarakat ini memiliki makna yang lebih luas secara wilayah. Dalil Hidup Bertetangga Dalam bertetangga dan bermasyarakat terdapat interaksi manusia satu dengan yang lainnya, sehingga dibutuhkan kepekaan sosial yang baik dari setiap individu yang ada. Sebab satu manusia dengan yang lainnya pastilah memiliki watak, sifat dan kebiasaan yang berbeda. Saling menghormati, berbuat baik dan memiliki toleransi merupakan kewajiban bagi seorang muslim atas keberadaan tetangga dan masyarakat sekitarnya. وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا Artinya Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, QS. An-Nisa 36 Artinya Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya Riwayat Bukhari dan Muslim Jelas sudah bahwa menghotmati dan berakhlak baik kepada tetangga adalah sesuatu yang wajib kita lakukan sebagai umat beragama dan sebagai makhluk yang hidup saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dan hal itu uga merupakan sebagian tanda dari keimanan seseorang kepada Tuhannya. 7 Sikap Hidup Bertetangga Dalam hidup bermasyarakat tentunya interaksi satu dengan yang lain pasti akan terjadi. Maka sebagai seorang muslim harus selalu menjaga dirinya untuk selalu berbuat baik terhadap tetangga dan masyarakat sekitar. Berbuat baiknya kita kepada sesama merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah swt. Seorang tetangga memiliki sejumlah hak asasi dari kita, di antaranya Hendaknya kita memberi salam kepadanya terlebih dahulu Hendaknya kita berbuat kebajikan kepada siapapun tanpa harus menunggu orang lain berbuat kebajikan pada kita Hendaknya kita mengembalikan hak adami seperti membayar hutang, mengembalikan barang orang lain yang kita pinjam kepada mereka Hendaknya kita mengunjunginya jika ada yang sakit Hendaknya kita memberi ucapan selamat jika mereka bergembira dan memberikan ucapan takziah jika mereka kesusahan. Hendaknya kita menutupi segala kekurangannya dan melindunginya dari segala kesulitan semampu kita Hendaknya berhadapan dengan mereka selalu dengan senyuman dan penuh hormat. Jika kita telah mampu memberikan dan melaksanakan hak-hak bertetangga di atas, tentunya kehidupan yang bahagia, harmonis, rukun, tentram, aman dan bersahaja akan terjadi dengan sendirinya, sehingga terjauh dari segala itnah dan permusuhan. Setiap manusia memiliki hak bermasyarakat yang harus kita hormati. Namun demikian meskipun kita memiliki hak, kita juga harus memperhatikan hak-hak sekitar, agar bisa saling menghormati satu sama lain dan dapat menjaga dari konlik. Terjadinya perkelahian antar warga, permusuhan dengan tetangga sendiri, hingga ketidak harmonisan yang lain merupakan bentuk pelanggaran hak asasi dan kurang dapat menjaga serta tidak saling menghormati satu dengan yang lain. Hal ini dapat di atasi dengan melaksanakan musyawarah damai ketika terjadi pertikaian atau kesalah fahaman antara satu warga dengan warga yang lain. 7 Akhlak Bertetangga dalam Islam Secara luas sikap hidup bertetangga dan bermasyarat ini dapat di wujudkan dalam beberapa bentuk akhlak yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut 1. Tidak Menyakiti Tetangga bahkan Memuliakannya Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah swt dan Hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya”. Muttafaq alaih Sedangkan Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa memuliakan tetangga. Rasulullah Saw bersabda, Artinya Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah saw. bersabda “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah menghormati tamunya“ HR. Bukhari dan Muslim. Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya adalah memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra. ia berkata, “Wahai Rasulullah! Saya memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Rasul saw menjawab, “Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?” HR. al-Bukhari. Hadis di atas merupakan bukti begitu pentingnya menjaga hidup bertetangga. Sebab interaksi sosial akan menghadapi watak, sifat dan karakter yang berbeda-beda, sehingga menanggapinya pun juga pasti akan berbeda. Ada yang mudah tersinggung, ada yang sulit untuk memahami, ada juga yang tidak sama dengan ide atau pendapat kita. Dengan demikian maka wajiblah bagi setiap muslim khususnya untuk menjunjung tinggai nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat sekitar dengan tidak keluar dari kaidah dan ajaran-ajaran Islam yang berlaku. 2. Bermuka Berseri-Seri ceria Saat Bertemu Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para sahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dari Jarir bin Abdullah ra. ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah Saw melihatku kecuali ia tersenyum padaku.” Hadis Muttafaqalaih. Rasulullah Saw bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” HR. at-Tirmidzi. Dan beliau juga bersabda, “Janganlah kamu menghina/meremehkan sedikit pun dari kebaikan, walaupun hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka berseri-seri.” HR. Muslim. Dalam keadaan bagaimanapun, maka kita dianjurkan untuk tetap bermuka ceria dan menyembunyikan dari segala persoalan hidup yang mungkin kita alami. Hal ini adalah bentuk penghormatan kita kepada orang lain, sehingga kita tidak menjadikan orang lain berprasangka yang buruk kepada kita. Sungguh mulya Nabi Muhammad saw mengajarkan kepada kita untuk selalu tersenyum kepada sesama, khususnya sesama muslim. Hal ini memiliki pesan moral bahwa seyogyanya manusia tidak memasang muka masam dan sedih. Sebab dengan kita bermuka masam dan sedih di depan sesama, maka itu berarti kita juga menjadikannya ikut merasakan sedih. Sedih merupakan sifat normal yang dimiliki setiap manusia, namun hendaknya kesedihan itu tidak berlarut terlalu lama sehingga saudara, teman dan orang yang berada di sekitar kita sebab hal ini akan membuat mereka merasakan kesedihan tersebut. 3. Menolong Saat dalam Kesulitan Di antara memelihara dan menjaga hakhak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/saat ia membutuhkan. Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya Asy’ariyyin suku asy’ari adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka.” Hadis Muttafaqalaih. Bagaimana akhlak Rasulullah terhadap seorang pengemis Yahudi dan buta. Nabi memiliki kebiasaan setiap pagi pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuknya. Nabi memberikan makanan itu dengan lembut dan penuh kasih sayang, bahkan Nabi tidak segan untuk menyuapinya. Kebiasaan tersebut diteruskan oleh Abu Bakar yang ternyata kurang mampu untuk meniru kebiasaan dan kehalusan budi Nabi padanya, sehingga seorang Yahudi itupun marah dan mengutarakan perbedaan cara penyajiannya dengan Nabi. Setelah Yahudi itu tahu bahwa yang selama ini memberikan makanan dan menyuapi dengan halus dan penuh kasih sayang adalah orang yang selalu dihina dan diitnahnya, seketika itu ia menangis, menyesal dan berakhir dengan persaksiannya untuk memeluk agama Islam. Banyak di antara para tetangga yang acuh dengan keadaan tetangganya. Padahal menolong tetangga saat ia membutuhkan adalah salah satu faktor untuk dapat meraih simpati dan cintanya. Nabi Muhammad saw bersabda, “Seutama-utama amal shalih adalah membahagiakan saudaramu yang mu’min, atau melunaskan hutangnya, atau memberinya roti.” HR. Ibnu Abi ad-Dunya. Bentuk saling tolong menolong ketika dalam kesulitan ini banyak bentuknya, mulai dari menolong secara materi seperti memberikan sandang, pangan dan papan saat tetangga mengalami kesulitan hingga dalam bentuk aktiitas nyata seperti ikut membenahi jalan warga, membenahi rumah tetangga yang terkena musibah atau dalam bentuk lain. 4. Memberikan Penghormatan yang Istimewa Intervensi dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab yang dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan hal-hal yang sangat pribadi. Contoh “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu tiap bulan?” “Berapa uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain sebagainya. Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi Muhammad saw juga bersabda, Artinya Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata Rasulullah saw bersabda Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. HR. Tirmidzi Hadis di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah. Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesiasiaan dan merupakan pertanda kelemahan iman. Dan ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian diantara manusia. Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri urusanurusan pribadi mereka. 5. Menerima Udzur permohonan maaf Berinteraksi dengan sesama bermacam bentuknya. Adakalanya sikap dan perilaku kita menyinggung sesama, ataupun sebaliknya. Hal ini tidak dapat kita hindari sebab kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lain, hal itu terjadi karena berbagai macam motif dan tujuannya. Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Memaafkan terlebih dahulu atas kesalahan yang lain merupakan sifat mulya dan terpuji, sebab dengan terbiasa memaafkan, maka kita akan terbebas dari sifat hasud dan prasangka buruk kepada sesama. Pembiasaan sikap seperti ini harusnya ditanamkan sejak kecil, sebab dengan demikian sifat pemaaf apabila telah menjadi sebuah sifat dan karakter seseorang akan membawa kepada kemulyaan dalam kehidupannya di tengah-tengah masyarakat dan akan tidak banyak mengalami kesulitan hidup bermasyarakat. Contohnya Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita. 6. Menasehati dengan Lemah Lembut Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak pula membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika. Allah swt sungguh telah memuji Nabi Muhammad saw dan mengaruniakan sifat lemah lembut kepada beliau, sebagaimana firman-Nya Artinya Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. al-Imran 159 Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya Allah swt Maha Lembut, Dia mencintai kelembutan dalam segala urusan.” Hadis Muttafaq alaih. Seorang muslim yang baik ketika tahu tetangganya berbuat maksiat adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan Allah swt, memotivasinya agar berbuat baik, dan memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya. Sikap-sikap inilah yang dapat menarik simpati tetangga dan memperbaiki hubungan di antara tetangga. 7. Saling Berkunjung Nabi Muhammad saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, “Sesungguhnya ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah swt mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat tadi bertanya kepadanya, “Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, “Saya mau mengunjungi saudaraku di kampung.” Lalu ia bertanya kembali, “Apa kamu ingin mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, “Tidak, tetapi karena saya mencintainya karena Allah swt”. Dia berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah swt kepadamu, dan sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” HR. Muslim. Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan kita untuk kali berikutnya.
Berbuatbaik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang harmonis. Apabila seluruh kaum muslimin menerapkan perintah Allah Taala dan Nabi SAW ini, sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi kerusuhan, tawuran ataupun konflik di kampung-kampung dan di desa-desa. Beberapa kiat praktis memuliakan tetangga adalah: 1. Tetangga merupakan orang yang rumahnya bersebelahan dengan kita. Karena saling berdekatan, maka bagaimana pun kehidupan seseorang tidak bisa terlepas dari interaksi bersama para tetangga. Sebab itu, Islam memerintahkan kita untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan antartetangga. 1. Memuliakan Tetangga Ekspersi Keimanan Rasulullah Saw sendiri adalah orang yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan antartetangga. Tentunya tindakan beliau berbuat baik kepada tetangga merupakan anjuran bagi orang-orang muslim untuk berbuat baik kepada para tetangga dan memuliakan mereka. Beliau bersabda ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ Artinya “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” HR Muslim. Hadis di atas jelas menganjurkan untuk berbuat baik dan memuliakan tetangga. 2. Tetangga Seperti Keluarga yang Punya Hak Waris Malaikat Jibril sering sekali menasihati Nabi Saw untuk berbuat baik kepada tetangganya. Hal ini membuat Nabi Saw mengira bahwa tetangga merupakan orang yang mendapatkan warisan sebagaimana keluarga yang memiliki hubungan darah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري Artinya “Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” Hadis riwayat Al-Bukhari 3. Tetangga Tidak Aman, Tanda Tidak Iman Dalam hadis lain, Nabi Saw menyebutkan seorang muslim tidak beriman apabila tetangganya tidak aman dari perbuatan buruknya. Tidak tanggung-tanggung, beliau mengulang peringatan ini sebanyak tiga kali. Hal ini menunjukkan betapa kerasnya peringatan agar tidak berbuat buruk kepada tetangga. Nabi Saw bersabda وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري Artinya, “Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya.” Rasulullah saw. ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya.” HR al-Bukhari. 4. Sakiti Tetangga Diancam Neraka Lebih parah dari itu, seseorang yang menyakiti tetangganya pun mendapat ancaman dari neraka, namun sebaliknya, ada ganjaran surga bagi yang berbuat baik kepada tetangga. Nabi Saw bersabda عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم Artinya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Dikatakan kepada Rasulullah saw Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda Ia masuk surga’.” HR al-Hakim. Dengan adanya hadis Nabi Saw di atas, kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga. 5. Berbuat Baik kepada Tetangga Mengenai perbuatan baik kepada tetangga, seseorang dikategorikan orang yang terbaik apabila dia berbuat baik kepada tetangganya. Nabi Saw bersabda عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه". أخرجه الترمذي Artinya, “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” HR at-Tirmidzi. 6. Berbagi Makanan kepada Tetangga Salah satu kebaikan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang bertetangga salah satunya adalah saling memberikan makanan. Di Indonesia, tradisi ini hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan saling memberi makanan antara tetangga akan menciptakan keharmonisan satu sama lain. Nabi Saw sendiri mengajarkan kepada kaum muslimin di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah, agar diperbanyak kuahnya supaya bisa dibagikan kepada tetangganya. Beliau bersabda إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. HR Imam Muslim. 7. Tetangga Jauh dan Tetangga Dekat, Mana yang Diprioritaskan? Masih berkaitan dengan memberi sesuatu kepada tetangga. Tentunya tetangga yang ada di sekitar rumah kita tidak hanya satu atau dua. Semua orang di sekeliling kita rumahnya adalah tetangga kita, bahkan yang sudah jauh pun rumahnya kerap disebut dengan tetangga. Sebab itu ada istilah tetangga dekat dan tetangga jauh. Lantas, apabila ingin berbagi, tetangga mana yang lebih kita dahulukan? Dalam hal ini Rasulullah Saw menganjurkan untuk mendahulukan tetangga yang lebih dekat kepada kita. عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي جَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي؟ قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا Artinya, “Dari Aisyah ra “Aku berkata Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau Rasulullah Saw bersabda “Yaitu kepada tetangga yang paling dekat pintu rumahnya darimu.” HR al-Bukhari. 8. Jangan Remehkan Pemberian Tetangga Apabila hadis di atas berkaitan dengan memberi hadiah kepada tetangga, maka Nabi Saw pula bersabda agar jangan sekali-kali kita meremehkan atau menghina pemberian tetangga kita. Nabi Saw pernah bersabda عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing.” HR al-Bukhari dan Muslim. 9. Jangan Remehkan Kebaikan Hal tersebut berkaitan juga dengan sabda Nabi Saw tentang larangan untuk meremehkan suatu kebaikan. Beliau bersabda عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ Artinya, “Dari Abu Dzar ra, beliau berkata Rasulullah SAW pernah bersabda “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” HR Muslim. Demikianlah hadis-hadis Nabi Saw yang berkaitan dengan tetangga, meliputi hak-hak mereka, anjuran berbuat baik kepada mereka, dan larangan untuk menyakiti mereka. Semoga kita dapat mengamalkan sunnah Nabi yang disebutkan dalam hadis-hadis di atas, dan dijauhi dari tutur dan tindakan yang dapat menyakiti tetangga. Wallahul musta’an. Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah dan Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ኑ ςእջዥду եյαጠቷмեዱОсостሯснεч θሑուհозас
Πիклужуду ፔажуኾօሀ агеልаχοвጾጉֆօбрι кυлահιк леկуζኄ
Γуфи оኃ зЩ շачըсуզэχ бруգотуው
Снሺр ኃጉаψиզ ցիբΘձ лоζըրувաш
B Akhlak Kepada Rasulullah SAW. Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim di haruskan untuk berakhlak kepada Nabi Muhammad SAW. Karena dari beliaulah kita banyak mendapatkan warisan yang bisa kita wariskan lagi turun-menurun ke anak cucu kita. Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman.
Naskah khutbah Jumat kali ini menjelaskan tentang bagaimana akhlak seorang Muslim dalam bertetangga. Naskah khutbah ini menginagtkan kita betapa pentingnya menjaga keharmonisan dengan tetangga. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Akhlak Kepada Tetangga". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ Ma’asyiral muslimin rahimakumullah Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhânahu wa ta’âla dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan ketakwaan, setiap persoalan hidup yang kita alami akan ada jalan keluarnya dan akan ada pula rezeki yang datang kepada kita tanpa disangka-sangka. Jama’ah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, Islam sangat memperhatikan cara menjaga hubungan sosial agar tetap harmonis. Salah satunya adalah menjaga hubungan dengan tetangga. Sebagai orang yang hidupnya berdampingan dengan kita, tentu tetangga merupakan orang yang paling melakukan interaksi dengan kita. Terkait perintah menjaga hubungan baik dengan tetangga, dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36, Allah berfirman وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا Artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” Pada ayat di atas terdapat kata al-jâr yang memiliki arti tetangga. Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsrinya menjelaskan, kata al-jâri dzil qurbâ diperuntukkan bagi tetangga yang masih memiliki hubungan kerabat. Sedangkan al-jâri junub diperuntukkan bagi tetangga yang tidak memiliki hubungan kerabat. Dalam riwayat lailn, al-jâri dzil qurbâ diartikan sebagai tetangga Muslim, sementara al-jâri junub adalah non-Muslim. Mencermati penjelasan Ibnu Katsir, ayat Al-Qur’an tersebut memberi pesan pada kita semua bahwa hubungan antara sesama tetangga, baik tetangga yang masih ada hubungan kerabat atau tidak, baik yang sesama Muslim atau bukan, harus terjalin dengan rukun. Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW banyak menyinggung perintah untuk menghormati tetangga. Di antaranya hadits berikut عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ. رواه البخاري. Artinya "Dari Abu Hurairah, ia berkata Telah bersabda rasulullah SAW “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah.” HR. al-Bukhari. Sebenarnya hadits di atas sudah sangat cukup untuk dijadikan dasar dalam menghormati tetangga. Saking besarnya tuntutan untuk menghormati tetangga, sampai-sampai langsung dikaitkan dengan keimanan. Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah terhadap tetangga. Dalam hadits lain, Rasullullah juga menegaskan bahwa seorang Muslim yang baik adalah Muslim yang mau berbuat baik terhadap tetangganya. Berikut sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا وَأَحْسِنْ جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكَ تَكُنْ مُسْلِمًا وَأَقِلَّ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ Artinya “Rasulullah SAW bersabda Wahai Abu Hurairah, Jadilah kamu seorang yang wara’, niscaya kamu menjadi manusia yang paling taat beriabadah. Jadilah kamu orang yang merasa berkecukupan, niscaya kamu menjadi manusia yang paling bersyukur. Cintailah mmanusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri, niscaya kamu akan menja di seorang mukmin. Perbaikilah hubungan dalam bertetangga dengan tetanggamu, niscaya kamu akan menjadi seorang Muslim yang baik. Dan sedikitkanlah tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." HR Ibnu Majah Rasulullah juga pernah berpesan agar siapa yang benar-benar mencintai Allah dan rasul-Nya, maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya. Sebagaimana dijelaskan oleh salah satu hadits yang terdapat dalam kitab Jamî’ush Shaghîr إِنْ أَحْببْتُمْ أَنْ يُحِبَّكُمُ اللهُ تَعَالَى وَ رَسُوْلُهُ فَأَدُّوْا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ وَأُصْدُقُوْا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَ أَحْسِنُوْا جِوَارَ مَنْ جَاوَرَكُمْ Artinya “Jika kalian ingin dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, maka penuhilah amanat-amanat kalian, jujurlah saat berbicara, dan berbuat baiklah dengan tetangga.” Menjelaskan maksud berbuat baik dalam hadits di atas, Imam Al-Munawi dalam Faidhul Qadîr mengatakan, berbuat baik dengan tetangga pada hadits tersebut ada banyak cara, seperti memberi kenyamanan jalan yang biasa dilalui tetangga, berinteraksi sosial dengan baik, dan mengingatkannya bahwa orang yang berkhianat, berbohong, serta tidak berlaku baik dengan sesama tetangga, tidak akan dicintai oleh Allah dan rasul-Nya. Termasuk keutamaan berbuat baik dengan tetangga adalah dapat memperpanjang usia. Rasulullah SAW pernah bersabda, إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنَ الرِّفْقِ، فَقَدْ أُعْطِيَ حَظَّهُ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ، وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ Artinya “Sesungguhnya barang siapa yang dikaruniai sifat lembut dan santun, berarti telah dikaruniai kebaikan dunia dan akhirat yang banyak. Menyambung tali silaturahmi, berakhlak mulia dan menjadi tetangga yang baik, hal itu akan memakmurkan negeri dan memanjangkan umur.” HR Ahmad Hadirin jama’ah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT Untuk menjaga hubungan dengan tetangga, ada beberapa hak-hak tetangga yang harus kita penuhi. Imam Al-Ghazali dalam risalahnya yang bejudul Majmu’ah Rasail Imam al-Ghazali, menyebutkan beberapa etika dalam bertetangga آدَابُ الجَارِ اِبْتِدَاؤُهُ بِالسَّلَامِ، وَ لَا يُطِيْلُ مَعَهُ الْكَلَام،َ وَلَا يُكْثِرُ عَلَيْهِ السُّؤَالَ، وَيَعُوْدُهُ فِي مَرَضِهِ، وَيُعْزِيْهِ فِي مُصِيْبَتِهِ، وَيُهَنِّيْهِ فِي فَرَحِهِ، ويتلطف لولده و عبده في الكلام، وَيَصْفَحُ عَنْ زَلَّتِهِ، وَمُعَاتَبَتُهُ بِرِفْقٍ عِنْدَ هَفْوَتِهِ، وَيَغُضُّ عَنْ حُرْمَتِهِ، وَيُعِيْنُهُ عِنْدَ صَرْخَتِهِ، وَلَا يُدِيْمُ النَّظْرَ إِلَى خَادِمَتِهِ Artinya “Beberapa etika dalam bertetangga, yaitu mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.” Karena tidak mesti tetangga kita dari sesama Muslim, maka kita juga harus pandai-pandai memposisikan diri dalam berinteraksi dengan tetangga. Setidaknya ada tiga kategori tetangga yang bisa kita kelompokkan. Pertama adalah tetangga sesama Muslim yang masih memilki ikatan kerabat. Mereka memiliki hak sebagai orang Islam, hak sebagai kerabat, dan hak sebagai tetangga. Kedua adalah tetangga sesama Muslim tetapi tidak ada memiliki ikatan kerabat. Ia memiliki hak sebagai orang Islam dan hak tetangga. Sementara yang ketiga adalah tetangga yang berbeda agama dan bukan kerabat. Mereka tetap mendapatkan hak sebagai tetangga yang harus kita hormati dan menjaga keharmonisan dengannya. Bagi orang yang hidup di lingkungan padat penduduk, mungkin memiliki tetangga yang tidak sedikit. Dalam hal ini tentu kita tidak bisa memenuhi hak-hak tetangga dengan sama rata. Solusinya adalah kita mendahulukan tetangga yang jarak rumahnya paling dekat, karena mereka yang lebih tahu tentang keseharian kita di rumah dibanding tetangga lainnya. Misalkan kita sedang memasak makanan. Maka dahulukan tetangga terdekat. Syukur jika masih bisa berbagi dengan seluruh tetangga yang ada. Khutbah II الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لَآ إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Ustadz M Abror, pengajar Mahad Ali Pesantren As-Shiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat. Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI
Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh, kajian Iringi akhlaq dengan ilmu ini Umi Mimi ambil dari Youtube Rizal Yuliar Putrananda, jangan lupa subscribe share, like, comment di video Youtubernya ya, karena kajian Iringi akhlaq dengan ilmu ini bukan milik Umi Mimi, insyaAllah bermanfaat sebagai tambahan ilmu untuk bekal kita, dan pemberi materi kajian berserta timnya diberikan barokah yang
Oleh Rahmat Banu Widodo Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian, hendaknya berkata baik atau diam, dan siapa yang beriman percaya kepada Allah SWT dan hari kemudian harus menghormati tetangganya, dan siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian, harus menghormati tamunya.'' Demikian indahnya Islam mengajarkan hidup bertetangga, membangun harmonisasi dengan tetangga, saling mengulurkan tangan dalam kesusahan, dan saling memberi penghargaan dan keselamatan manakala tetangga mendapat keberuntungan. Tetapi, terkadang kenyataan hidup bertetangga menghadapi kendala tak ringan, sebagai media ujian bagi kita yang beriman kepada Allah kehidupan bertetangga berbeda dengan apa yang Rasulullah SAW pesankan. Kehidupan bertetangga kita sering dihiasi prasangka buruk yang tak ada habis-habisnya, saling menggunjing, membongkar aib sesama, tak peduli penderitaan tetangga, berat hati mengulurkan tangan pada yang membutuhkan. Bahkan, ada yang tak saling tegur sapa selama puluhan tahun karena faktor ketersinggungan semata. Naudzubillah mindzalik. Padahal Rasulullah SAW bersabda, ''Sebaik-baik sahabat di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah SWT adalah mereka yang terbaik pada tetangganya.'' Adapun hadis lain, ''Barangsiapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka janganlah dia sakiti tetangganya.'' Hakikatnya, tetangga kita adalah saudara terdekat. Meskipun tidak ada hubungan darah dengannya, tapi tetanggalah yang pertama kali datang menolong saat kita kesusahan. Tetangga pula yang pertama kali membantu di saat kita memerlukan Muslim yang taat senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangganya, seperti diteladani Rasulullah SAW. Jika kita memasak, kemudian aroma masakan kita tercium tetangga, wajib bagi kita memberi sebagian masakan itu kepada tetangga yang menciumnya. Itulah teladan Rasulullah SAW. Hakikatnya hidup bertetangga harus saling berbagi di saat kita sedang longgar, dan saling memudahkan di saat tetangga mengalami itu semoga kita tidak termasuk orang-orang yang digugat oleh tetangga kita di akhirat kelak, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, ''Pada hari kiamat kelak seorang tetangga memegang tetangganya dan berkata, 'Ya Tuhan, Engkau luaskan rezeki saudaraku ini dan menyempitkan rezekiku sehingga saya lapar pada waktu siang hari dan ia kenyang, maka tanyakan kepadanya mengapa ia menutup pintunya dan mengharamkan aku dari apa yang telah diluaskan baginya'.'' sumber Pusat Data RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
DemiAllah, tidak beriman, yakni orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya" (HR Ahmad dan Bukhari). Penegasan itu sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah an-Nisaa' ayat 36. Artinya, " Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh
Sesungguhnya syariat agama yang penuh dengan keberkahan ini yaitu syariat Islam datang dengan membawa akhlaq yang terpuji, adab yang dijunjung tinggi dan muamalah yang indah. Hal ini menunjukkan akan kesempurnaan, keluasan dan keagungan agama Islam. Sehingga tergapailah kebaikan seluruh sisi, kemaslahatan dan hak-hak di dalamnya. Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan hal ini dan mengaruniakannya kepada kita. Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kita semua untuk bisa merealisasikan adab-adab yang baik dan akhlaq-akhlaq yang terpuji. Diantara Akhlaq yang Baik serta Adab yang Mulia adalah Tentang Hak Tetangga Dan diantara akhlaq yang baik serta adab yang mulia yang Islam mendorong dan memberikan perhatian padanya adalah tentang hak tetangga. Tahukah kamu apa yang dimaksud tetangga? Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan denganmu, tempat tinggalnya berdampingan atau bertetangga denganmu, kamu dengannya sering bertemu, kamu melihatnya dan dia melihatmu. Dan sungguh Allah telah menjadikan bagi tetangga sebuah hak dan Allah juga mendorong hamba-hambaNya untuk melaksanakan hak itu. Demikian pula Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam telah banyak dalam hadits-hadits beliau yang menjelaskan hak dan keagungan tetangga. Bahkan Allah menggandengkan hakNya dengan hak tetangga, dan itu ada pada Firman Allah ta’ala وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. An-Nisa 36 [1]QS. An-Nisa 36 Maka barangsiapa siapa yang sombong serta membangga-banggakan diri, dia tidak akan pernah memiliki perhatian terhadap hak tetangga bahkan sekecil hak pun tidak dihiraukan, karena dua sifat diatas. Adapun orang yang beriman yang tawadhu’ dan taat kepada Allah, maka hal ini akan dia jadikan dalam dirinya sebagai sesuatu yang berharga, memiliki keutamaan dan dia akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Keutamaan bagi Orang yang Memberi Perhatian terhadap Hak Tetangga Dari A’isyah radhiyallahu anha, Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam menuturkan مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لَيُوَرِّثَنَّهُ “Jibril selalu berpesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira, tetangga akan ditetapkan menjadi ahli warisnya.” HR. Muslim 2624. [2]HR. Muslim 2624 Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma beliau berkata Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ، حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ “Jibril selalu berpesan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku mengira, tetangga akan ditetapkan menjadi ahli warisnya.” HR. Bukhari 6015 dan Muslim 2624. [3]HR. Bukhari 6015 dan Muslim 2624 Sabda Nabi “Jibril selalu berpesan kepadaku untuk…”. Hal ini memberikan faedah adanya pengulangan wasiat tentang tetangga dari Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Baik secara Birr, berbuat baik, memuliakan, melaksanakan hak-hak, bersikap sopan dan lemah lembut kepada tetangga. Sabda Nabi “… Sampai aku mengira, tetangga akan ditetapkan menjadi ahli warisnya”. Yaitu, saking sering dan banyaknya wasiat itu sehingga beliau mengira akan turun wahyu dari Allah kepadanya agar tetangga mendapatkan bagian dari warisan tetangga lainnya. Hal ini sebagai bentuk penguatan dan penjelasan akan besarnya kedudukan tetangga dan apa yang ada padanya dari hal-haknya. Siapakah Tentangga Kita Dan hak yang Allah jadikan untuk tetangga ini disebabkan karena rumah dan tempat tinggalnya saling berdekatan atau bertetanggaan serta seringnya bertemu dan melihat yang dalam sehari bisa beberapa kali pertemuan, dan hal ini berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tetanggamu adalah orang yang kamu lihat setiap hari bahkan bisa beberapa kali kamu melihatnya dalam sehari. Dan juga dikatakan tetangga, karena kamu terkadang butuh kepadanya dan diapun membutuhkanmu. Sehingga apa yang ada antara dua rumah yang saling berdekatan lebih besar dan dalam dibandingkan dengan rumah yang saling berjauhan. Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِه ، وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَاللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِه “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap tetangganya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi no. 1944, Ad-Darimi 2/215, Al-Hakim 4/164, Ahmad no. 6566 dan Ibnu Busyran dalam Al-Amali 143/1 serta dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu ta’ala [4]Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi no. 1944, Ad-Darimi 2/215, Al-Hakim 4/164, Ahmad no. 6566 dan Ibnu Busyran dalam Al-Amali 143/1 serta dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu … Continue reading Tetangga yang Paling Utama Seutama-utamanya tetangga dan sebesar- besarnya kedudukannya disisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangga lainnya. Yaitu tetangga yang banyak manfaat, kebaikan, hubungan silaturahim, dan banyak menunaikan hak-hak tetangganya. Dalam hal ini juga ada ajakan untuk memiliki perhatian yang besar terhadap hak-hak tetangga sambil berharap dan mencari pahala di Allah ta’ala. Sesungguhnya seorang hamba jika dapat berbuat baik kepada tetangganya, menunaikan hak-haknya, memberikan kebaikan dan tidak menggangu tetangga walaupun si tetangga tidak demikian dalam sikapnya atau justru menolaknya maka dia adalah sebaik-baik tetangga di sisi Allah. Cukuplah baginya kemuliaan, keutamaan dan keluhuran budi pekerti yang akan dia peroleh dari kebaikan dan derajat serta kedudukan yang tinggi. Dalam hal ini pula terdapat kegembiraan bagi seorang Muslim yang baik terhadap tetangganya, sekalipun para tetangga berbuat buruk kepadanya. Karena berbuat baik dan menunaikan hak-hak tetangga adalah diniatkan untuk mendapatkan pahala dari Allah bukan dari mereka. Demikian pula menyambung hubungan baik dengan tetangga adalah mengharap balasan dan rasa syukur dari-Nya subhanallah. Di dalam hadits juga terdapat tanbih untuk seorang Muslim pentingnya mempelajari secara umum hak-hak bertetangga yang dijelaskan dalam sunnah hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Lalu dia menjaganya dan melaksanakannya agar dia menjadi sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah ta’ala. Jika dia tidak tahu akan hal ini, lalu bagaimana dia bisa melaksanakan hak-hak tersebut? Orang yang tidak memiliki sesuatu maka dia tidak akan bisa memberi. Jika sebaik-baiknya tetangga disisi Allah adalah tetangga yang baik dengan tetangganya, maka kebalikan dari pemahaman ini adalah sejelek-jeleknya tetangga disisi Allah adalah tetangga yang berbuat jelek atau jahat kepada tetangganya. Baik dengan cara menyakitinya, berbuat jahat padanya dan tetangga tidak merasa aman dari gangguan dan kejelekannya. Sabda Nabi “… Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap tetangganya.” Yaitu mencakup segala bentuk kebaikan, misalnya ; mendahului mengucapkan salam, bermuka ceria, baik dalam penyambutan, bagus dalam berinteraksi atau bergaul, mengantarkan makanan, memberi hadiah, berkunjung, bertanya kabar atau mengobrol dan yang lainnya dari berbagai macam jenis kebaikan. Tetangga yang Baik adalah Sebuah Kebahagiaan Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyaallahu anhu beliau berkata Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ وَالْجَارُ الصَّالِحُ وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ وَأَرْبَعٌ مِنَ الشَّقَاوَةِ الْجَارُ السُّوْءُ وَالْمَرْأَةُ السُّوْءُ وَالْمَسْكَنُ الضَّـيِّقُ وَالْمَرْكَبُ السُّوْءُ “Ada empat diantara kebahagiaan istri yang shalihah baik, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih baik, dan kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan tetangga yang buruk, istri yang buruk tidak shalihah, rumah yang sempit, dan kendaraan yang buruk”. HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya no. 4032 dan di dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu ta’ala [5]HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya no. 4032 dan di dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu ta’ala Dari Nafi’ ibnu ’Abdil Harits, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda, مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ الْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيْءُ “Di antara kesenangan bagi seorang muslim adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan kendaraan yang tenang.” Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya Lihat Ash Shahihah 282 [6]Shahih Lighairihi, yakni shahih dilihat dari jalur lainnya Lihat Ash Shahihah 282 Tidak diragukan lagi bahwa diantara nikmat-nikmat Dunia dan kebahagiaan seorang hamba adalah dimuliakan dengan adanya tetangga yang baik yaitu tetangga yang sholih. Hal itu karena seseorang dapat mengambil pelajaran dari keshalihan mereka dan mereka bisa menjadi tauladan bagi anak-anaknya dalam hal kebaikan, dapat dijadikan penolong dalam ketaatan kepada Allah, dalam hal perbaikan, aman dari gangguan dan kejelekannya. Mereka tetangga yang baik atau sholih adalah pemberian dan nikmat yang besar dari Allah ta’ala. Bahkan orang-orang yang bermaksiat sekalipun merasa senang jika tetangganya adalah tetangga yang shalih, dia bisa merasakan kebahagiaan yang tidak dia dapatkan jika bertetangga dengan yang semisal dirinya dalam hal maksiat, karena dia tahu bertetangga dengan tentangga orang sholih akan terasa aman dari segala sisi. Tetangga yang Jelek adalah Sebuah Kesusahan dan Kesengsaraan Sedangkan tetangga yang jelek adalah termasuk kesusahan dan kesengsaraan yang besar di Dunia. Terlebih, di tempat yang seseorang berdiam diri di dalamnya. Maka dia tidak akan merasa bahagia, senang, dan bisa istirahat bahkan tidak akan merasa tenang terlihat keluarga, harta dan anak-anaknya. Dan tetangga seperti inilah yang seseorang diperintahkan untuk berlindung darinya. Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ، مِنْ جَارِ السَّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامِ، فَإِنَّ جَارَ الْبَادِيَةِ يَتَحَوَّلُ عَنْكَ “Mintalah perlindungan kepada Allah dari tetangga yang buruk di tempat tinggal menetap, karena tetangga yang tidak menetap akan berpindah dari kampungmu.” HR. Nasa’i 5502 dan dinilai al-Albani sebagai hadis hasan shahih. [7]HR. Nasa’i 5502 dan dinilai al-Albani sebagai hadis hasan shahih Dalam riwayat lain Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, diantara doa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah اللّهُمَّ! إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي دَارِ الْمُقَامِ فَإِنَّ جَارَ الدُّنْيَا يَتَحَوَّلُ “ Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di akhirat karena tetangga di dunia akan senantiasa berubah-ubah.” HR. An Nasa’i 50-Kitab Al Isti’adzah, 42-Bab Al Isti’adzah min Jaaris Suu’ [8]HR. An Nasa’i 50-Kitab Al Isti’adzah, 42-Bab Al Isti’adzah min Jaaris Suu’ Jenis tetangga yang buruk di kampung akhirat, kejelekannya abadi dan kesalahannya terus menerus. Adapun tetangga yang jelek di perjalanan atau tempat tinggal yang terbatas waktu maka kejelekannya hanya terbatas waktu atau hari kemudian bisa saja berubah. Bersambung insyaallah… Referensi Kitab Ahaditsul Akhlaq karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr hafidzahullahu ta’ala halaman 97–101. Diterjemahkan oleh Ahmad Imron Al Fanghony C Akhlak akhlak yang harus ada di dalam suatu negara. Di dalam bernegara sering terjadi konflik yang sangat serius, salah satu penyebabnya adalah kurangnya akhlak yang baik di dalam Negara kita. Akhlak yang baik di dalam suatu Negara seharusnya sesama masayarakat dan penduduk Negara harus saling menghargai satu sama lain agar tidak menimbulkan

Hikmah apa saja yang dapat diambil dalam adab islami kepada tetangga? Dapat tercipta suasana kekeluargaan persahabatan, dan hidup bertetangga yang rukun dan damai. Selalu menjaga ajaran Allah Swt. Terwujud lingkungan nyaman dan islami. Terjalinnya kerukunan antar saudara, teman, dan tetangga. Apa saja manfaat berakhlak mulia terhadap tetangga? Dalam bertetangga juga memiliki adab yang harus dijaga, yaitu tidak membuat suara yang bisa mengganggu ketenangannya, tidak mencampuri urusannya, tidak membongkar aibnya, tidak merusak properti rumahnya, dan seterusnya. Dengan menghormati hak dan privasi tetangga, akan terhindar dari perpecahan ataupun pertengkaran. Bagaimana akhlak kepada tetangga yang baik dan benar? Dahulukan Salam. Tidak Mengganggu Tetangga. Cara Mengatasi Gangguan Tetangga. Hindari Mengobrol Terlalu Lama dan Tidak Penting. Memaafkan Kesalahan Ucap. Siap Sedia Menolong Tetangga. Menjenguk Tetangga yang Sakit. Tidak Iri pada Tetangga. Apa yang dimaksud dengan tetangga Menurut Islam? Tetangga merupakan orang yang hidup disekitar lingkungan tinggal kita. Tetangga juga yang paling mengerti tentang kehidupan kita dibanding dengan keluarga kita. Dalam islam yang disebut dengan tetangga, 40 rumah dari rumahmu baik sebelah timur, barat, selatan dan utara mereka semua itu tetangga kalian. Apa hikmah beradab islami kepada saudara teman dan tetangga? Jawaban hikmahnya adalah tali persaudaraan tidak akan putus, hubungan terhadap masyarakat semakin rukun. Bagaimana cara membiasakan diri kepada saudara teman dan tetangga? Jawaban. Menyadari setiap orang Islam adalah saudara orang Islam yang lain. Mempercayai bahwa saudara ibarat bagian tubuh kita jika satu bagian tubuh sakit maka seluruh tubuh ikut sakit. Memberi perhatian kepada saudara, teman, dan tetangga. Apa manfaat yang didapatkan dengan tetangga? Manfaat hidup rukun yang paling dirasa adalah indahnya saling tolong menolong. Saat kita membangun kerukunan dengan tetangga, mereka tak akan segan untuk memberikan pertolongan saat kita sedang dalam masalah. Ini berlaku sebaliknya; saat tetangga sedang kesusahan, kita yang berkewajiban membantu. Sebutkanlah oleh kalian akhlak terhadap tetangga apa saja itu *? Berbicara engan sopan dengan tetangga. Membantu tetangga yang sedang membutuhkan pertolongan. Tidak menggangu tetangga ketika beraktivitas. Memberikan rezeki yang lebih kepada tetangga yang kurang mampu. Saling menghargai perbedaan yang ada dengan tetangga. Apa keuntungan yang diperoleh orang yang memuliakan tetangganya? Jawaban. Jawaban mendapatkan pahala,hidup aman,tentram,disukai banyak orang,dan mereka percaya dengan perkataanmu. Bagaimana menjadi tetangga yang baik menurut Islam? Jadilah murah hati dan ramah. Selain berkomunikasi, sikap lainnya yang harus kita tunjukkan kepada tetangga adalah murah hati dan ramah. Ini akan meningkatkan hubungan baik dengan orang sekitar. Bahkan, sebuah hadis mengatakan, orang-orang beriman adalah mereka yang memuliakan tetangga. Bagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW dalam bersikap kepada tetangga? Rasulullah berpesan, “Janganlah seorang diantara kalian melarang tetangganya untuk meletakkan kayu di tembok rumahnya.” HR Bukhari. Memberikan hadiah kepada tetangga, walau dengan sesuatu yang mungkin kita anggap remeh. Karena saling memberi hadiah akan menumbuhkan rasa cinta dan ukhuwah yang lebih dalam. Apa saja Adab Isami terhadap tetangga? Tidak Iri pada Tetangga. Tidak Mengganggu Tetangga. Selalu Berbuat Baik kepada Tetangga. Bersabar terhadap Gangguan Tetangga. Memberi Pertolongan kepada Tetangga. Menundukkan Pandangan dari Istri Tetangga. Memaafkan Kesalahan Ucap. Apakah yang dimaksud dengan tetangga? Tetangga merupakan orang yang rumahnya dekat dengan kita atau penghuni yang tinggal di sekeliling rumah kita, sejak dari rumah pertama hingga rumah keempat puluh dari arah sebagaimana perkataan Ibnu Hajar dalam kitab Al- Fath beliau berkata “Empat puluh rumah dari sebelah kanan, sebelah kiri, dari bagian belakang dan … Tetangga yang baik itu seperti apa? Tetangga yang baik adalah orang yang merawat bagian luar rumah dan halaman rumput ke tingkat yang sama dengan lingkungan lainnya. Pastikan pohon, semak, dan elemen lainnya tidak merambat ke halaman tetanggamu. Ini termasuk dahan pohon, semak yang menyebar, dan gulma. Apa yang dimaksud dengan kata tetangga? Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan TETANGGA adalah Mereka yang rumahnya berdekatan dengan kita. Mereka yang rumahnya bersebelahan dengan kita. KBBI menyamakan tetangga dengan jiran. References Pertanyaan Lainnya1Apa saja contoh modernisasi?2Bagaimana cara passing yang benar dalam permainan bola voli?3Apa yang mempengaruhi tingginya angka kematian?4Berikut ini manakah yang merupakan fungsi atau pemetaan?5Melakukan lay up dalam permainan bola basket diawali dengan langkah *?6Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya banjir?7Apa tujuan dari penulisan iklan?8Apa yang dimaksud dengan pameran tunggal?94 Apa fungsi dari komunikasi?10Apa saja makanan hewan unggas?

  1. Υчалο ጁрсሖхθфирመ
  2. Οδеምիгሞչ ա
  3. ሟιр ዱди
    1. Աринеմየ оዶիз
    2. Бሊфխφի ርፕψуጸ удօшև գеዟጧдևс
    3. ካα едխсрарсէр
  4. Ушοпըη еςθզиռуги
RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : MI Kelas / Semester : III (Tiga) / 1 Mata Pelajaran : Qur'an Hadis Pembelajaran : 1 Alokasi Waktu : 4 JP (8 x 35) Hari, Tanggal : .. 2016 A. KOMPETENSI INTI (KI) KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran yang dianutnya KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
Oleh IMAM NUR SUHARNOOLEH IMAM NUR SUHARNO Islam agama rahmah yang penuh kasih sayang. Hidup rukun dalam bertetangga adalah akhlak yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Jika umat Islam memberikan perhatian dan menjalankan poin penting tersebut, niscaya akan tercipta kehidupan masyarakat yang tenteram, aman, dan nyaman. Sebab, saking penting dan besarnya kedudukan tetangga bagi seorang Muslim, Islam pun memerintahkan umatnya untuk berbuat baik kepada tetangga QS an-Nisa [4] 36. Rasulullah SAW bersabda, “Jibril tidak henti-hentinya mengingatkan kepadaku untuk berbuat baik kepada tetangga, sampai aku menyangka bahwa Jibril hendak menjadikannya sebagai ahli waris” HR Bukhari dan Muslim. Di antara akhlak terhadap tetangga adalah memberikan hak rasa aman dan nyaman. Rasulullah SAW bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman akan kejahatannya.” Bawaiq berarti berbagai macam tipu daya serta kejahatan, baik yang dilakukan dengan tangan maupun lisan. “Sahabat yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya” HR Tirmidzi dan Abu Dawud. Menyakiti tetangga juga termasuk perbuatan berdosa besar. Rasul SAW bersabda, “Seseorang yang berzina dengan 10 wanita, dosanya lebih ringan jika dibandingkan dengan dia berzina dengan satu orang istri tetangganya. Seseorang yang mencuri 10 rumah, dosanya lebih besar jika dibandingkan dengan dia mencuri satu rumah tetangganya” HR Ahmad. Hal yang termasuk akhlak dalam bertetangga adalah tidak menyakitinya dengan ucapan atau perbuatan. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya” HR Bukhari. Menolongnya jika ia meminta pertolongan, membantunya jika ia meminta bantuan, menjenguknya jika ia sakit, menghiburnya jika ia mendapat musibah, dan mengucapkan selamat jika ia bahagia. Nabi SAW bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya” HR Bukhari. Hal yang termasuk akhlak dalam bertetangga adalah tidak menyakitinya dengan ucapan atau perbuatan. Bersikap dermawan dengan memberikan kebaikan kepada tetangga. Rasulullah SAW bersabda “Hai wanita-wanita Muslimat, janganlah seorang tetangga menghinakan kepada tetangganya yang lain sekalipun yang dihadiahkan itu berupa kaki kambing” Muttafaq alaih. Menghormati dan menghargai tetangga dengan tidak melarangnya meletakkan kayu di temboknya, tidak menjual atau menyewakan apa saja yang menyatu dengan temboknya, dan tidak mendekat ke temboknya hingga ia bermusyawarah dengannya. Semoga Allah SWT membimbing kita kaum Muslimin agar menjadi tetangga yang baik dan memperlakukan tetangga dengan baik. Amin.
Haditsini mengisyaratkan kepada kita bahwa seseorang mukmin berusaha untuk melakukan amalan yang terbaik dengan timbangan yang terberat pada hari kiamat. Karena kita sadar bahwa umur dan kemampuan kita untuk beramal sholeh terbatas, maka Nabi mengarahkan kita untuk berakhlak yang mulia, karena akhlak mulia merupakan amal ibadah yang sangat
Islam mengajak kita untuk membentuk bangunan masyarakat yang megah yang ditopang oleh bagian-bagian bangunan yang menguatkan satu sama lain. Salah satu bagian bangunan yang utama adalah kehidupan bertetangga yang berlandaskan cinta dan kasih sayang. Allah Swt berfirman وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي القُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي القُرْبَى وَالْجَارِ الجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ Ayat ini menegaskan tentang penting berbaik-baik kepada tetangga, pentingnya menunaikan hak tetangga, memelihara kehormatannya. Karena begitu pentingnya bertetangga, Allah menyebutnya setelah berbuat baik kepada kedua orang tua dan karib kerabat. Berbaik-baik kepada tetangga yang dekat tempat atau aqidah الْجارِ ذِي الْقُرْبَى maupun tetangga yang jauh orang asing atau bahkan non-Muslim الْجارِ الْجُنُبِ . Ayat ini tidak membedakan perbuatan baik kepada tetangga yang dekat maupun tetangga yang jauh, tetangga Muslim maupun non-Muslim. Dalam haditsnya Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada pengkhususan berbaik-baik kepada tetangga manapun. مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ» "Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbaik-baik kepada tetangganya." خَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ» "Sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah adalah yang berbaik-baik kepada tetangganya." Bahkan keutamaan dan kebaikan akan didapatkan oleh seseorang melalui berbaik-baik kepada tetangga. Dan orang itu dikenal sebagai orang yang baik, itu datangnya dari penilaian tetangganya. Sebagaimana dialog Rasulullah Saw dan sahabatnya فقَدْ جاءَهُ رَجُلٌ فقالَ كَيْفَ لِي أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ وَإِذَا أَسَأْتُ؟ فَقَالَ له النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَمِعْتَ جِيرَانَكَ يَقُولُونَ قَدْ أَحْسَنْتَ فَقَدْ أَحْسَنْتَ، وَإِذَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ قَدْ أَسَأْتَ فَقَدْ أَسَأْتَ» Seorang sahabat mendatangi Rasulullah Saw, dan bertanya kepadanya “bagaimana caranya supaya aku tahu bahwa aku adalah baik dan aku adalah buruk?” Nabi SAW menjawab “ketika kamu mendengar tetanggamu berkomentar, “kamu orang baik”, maka kamu adalah orang yang baik; dan kalau kamu mendengar mereka berkomentar, “kamu orang buruk”, maka kamu adalah orang yang buruk. Nabi Muhammad mengabarkan bahwa berbaik-baik kepada tetangga juga menjadi sebab datangnya syafa’at, yaitu ketika saksi tetangga atas dirinya diterima oleh Allah Swt dan Allah menambahkan dengan mengampuni dosanya. مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةٌ أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْ جِيرَانِهِ الأَدْنَيْنَ إِلاَّ قَالَ قَدْ قَبِلْتُ عِلْمَكُمْ فِيهِ، وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ» "Tidaklah seorang Muslim meninggal dunia dan empat orang tetangga dekat bersaksi tentangnya, kecuali Allah Swt berfirman sungguh Aku telah menerima pengetahuanmu tentangnya, dan aku mengampuni bagian yang kamu tidak mengetahuinya." Selain itu, Islam mengaitkan erat kesempurnaan iman dengan berbaik-baik kepada tetangga, seperti sabda Nabi Muhammad. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضيَ اللهُ عنهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ». قَالُوا وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ الْجَارُ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَوَائِقُهُ؟ قَالَ شَرُّهُ ». Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda “demi Allah, seseorang tidak beriman, demi Allah seseorang tidak beriman, demi Allah seseorang tidak beriman. Para sahabat bertanya siapa itu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab “tetangga yang menjadikan tetangganya tidak aman oleh bawaiqahnya. Para sahabat bertanya lagi apa itu bawaiqahnya? Rasulullah SAW menjawab “keburukannya. Hak tetangga terhadap kita itu tak berbilang jumlahnya, di antaranya ucapan salam, wajah berseri penuh ketulusan dan penghormatan, uluran tangan untuk membantu kesulitan hidupnya, pengetahuan atas permasalahan hidup tetangga dan keadaannya, penjagaan aibnya, terjaganya pandangan pada auratnya, penghargaan atas privasinya, ucapan selamat atas kesuksesannya, berbela sungkawa atas musibah yang menimpanya, kunjungan saat sakitnya, bantuan kepada seluruh keluarganya, lemah lembut dalam berinteraksi dan bertutur kata, bimbingan kepada kebaikan, nasihat yang santun dan lembut. Itulah semua hak tetangga atas kita, semoga saja kita dapat memenuhi hak tetangga kita. Dan kelalaian kita sehingga terjadi pengabaian hak tetangga ini, akan ditanyakan pada hari kiamat. Karena Nabi Muhammad Saw pernah bersabda قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَمْ مِنْ جَارٍ مُتَعَلِّقٌ بِجَارِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ يَا رَبِّ هَذَا أَغْلَقَ بَابَهُ دُونِي، فَمَنَعَ مَعْرُوفَهُ» Rasulullah SAW bersabda “betapa banyak tetangga terkait dengan tetangganya yang lain pada hari Kiamat, seseorang berkata duhai Tuhanku, ini kok pintu menutup sendiri, menghalangi kebaikannya.” Berbaik-baik dengan tetangga tidak harus dengan sesuatu yang besar, bisa dengan yang kecil dan sederhana, karena Allah Taala menghargai kebaikan itu walaupun sedikit dengan sesuatu hal yang mudah, seperti sabda Nabi Muhammad Saw قال صلى الله عليه وسلم يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ» Rasulullah SAW bersabda “wahai para wanita Muslim janganlah tetangga merendahkan tetangga yang lain walau dengan sop tulang kambing.” Berbaik-baik dengan tetangga menjadi salah satu sebab dari hadirnya kebahagiaan di dunia, karena tetangga yang shalih akan membuat hidup ini lapang dan nyaman, seperti sabda Nabi Muhammad Saw قالَ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ» Rasulullah SAW bersabda empat hal merupakan kebahagiaan “wanita shalihah, rumah yang luas, tetangga yang baik, kendaraan yang nyaman.” Orang shalih terdahulu mendahulukan mencari tetangga sebelum mencari rumah, seperti diceritakan dalam kisah berikut Seorang tetangga Abu Hamzah as-Sukkari menjual rumahnya. Ketika ditanya tentang harganya, dia menjawab harga rumahnya dua ribu, dan ditambah dua ribu untuk menjadi tetangga Abu Hamzah. Berita ini sampai kepada Abu Hamzah, dan Abu Hamzah menghampiri tetangganya itu dengan membawa uang empat ribu sambil berkata ambillah uang ini dan jangan sampai menjual rumahmu. Fathoni Ahmad
STRUKTURKURIKULUM SD/MADRASAH IBTIDAIYAH Struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut: ALOKASI WAKTU BELAJAR MATA PELAJARAN PER MINGGU I II III IV V VI Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4 3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7 4. JawabanHati menjadi tenang,dihormati banyak orang,mendapat pahala dari Allah,disayang Allah, jika salah. Pembahasandan Penjelasan. Menurut saya jawaban A. meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.. Menurut saya jawaban B. mendapatkan ketenteraman hidup adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” HR Bukhari-Muslim.Ada banyak hadits tentang tetangga yang telah disabdakan Rasulullah. Salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim di atas. Di situ, Rasulullah jelas dan tegas menyerukan kepada mereka yang mengaku beriman kepada Allah untuk berbuat baik kepada tetangga, bukan malah adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendirian, butuh orang lain dalam menjalani kehidupan ini. Dan tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kehidupan kita. Bahkan -karena rumahnya yang dekat dengan rumah kita- tetangga lebih mengetahui segala tingkah polah kita, dibandingkan keluarga sendiri yang tinggal memiliki kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Mereka harus disayangi dan diperlakukan dengan baik. Dalam hadits Rasulullah yang lain disebutkan bahwa seorang dianggap Muslim manakala mereka berbuat baik kepada tetangganya. Akan tetapi, tidak semua orang orang memiliki hubungan yang harmonis dengan tetangganya. Tidak sedikit dari mereka yang musuh-musuhan dengan tetangganya karena suatu hal memuliakan dan berbuat kepada tetangga, Rasulullah telah memberikan teladan yang baik kepada kita. Dikisahkan, suatu ketika pada saat Abu Hurairah kelaparan Rasulullah lewat di depannya. Kemudian Rasulullah meminta Abu Hurairah untuk mengikutinya. Sesampai di suatu tempat, Abu Hurairah mendapati ada susu setempayan. Rupanya harapan Abu Hurairah meleset. Rasulullah tidak langsung memintanya untuk meminum susu. Malah Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk memanggil ahli shuffah, tetangga Rasulullah yang sangat miskin, lemah, dan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka menjadi tetangga Rasulullah karena tinggal di emperan Masjid Nabawi. Sementara rumah Rasulullah menyatu dengan Masjid Nabawi. “Pergilah ke ahli shuffah, undang mereka ke sini,” perintah Rasulullah kepada Abu Hurairah, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta saat ahli shuffah datang, Rasulullah langsung menyuruh mereka untuk meminum susu tersebut. Satu per satu ahli shuffah meminum susu tersebut sampai puas. Setelah semuanya kebagian, Rasulullah menyuruh Abu Hurairah untuk meminum sisa susunya hingga puas. Rasulullah sendiri juga meminum susu sisa ahli shuffah itu. Iya, Rasulullah adalah orang yang sangat perhatian dengan tetangganya. Apakah tetangganya sudah makan atau belum. Rasulullah tidak membiarkan dirinya kenyang sendiri sementara tetangganya dalam keadaan kelaparan. Perhatian Rasulullah dalam hal ini juga ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari Bukanlah seorang Mukmin, orang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan di menerima hadiah, Rasulullah memberi sebagian untuk istrinya dan sebagian yang lain untuk tetangganya, ahli shuffah. Sementara jika menerima sedekah, Rasulullah langsung memberikan semua kepada tetangganya tanpa mengambilnya sedikitpun. Dikisahkan, suatu ketika Fatimah meminta bagian sedekah dari Rasulullah. Rasulullah menolaknya, meski Fatimah pada saat itu sangat membutuhkan. Rasulullah lalu memberikan semua harta sedekah itu kepada ahli shuffah. Rasulullah juga sangat menjaga ucapan dan perkataan agar tidak menyakiti tetangganya. Apalagi menggunjing dan membuka aib tetangga di depan khalayak umum. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah menegaskan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti apa yang harus dilakukan apabila tetangga berbuat jahat kepada kita? Dalam hal ini pun Rasulullah sudah memberikan rambu-rambu. Rasulullah menyarankan untuk tetap berbuat baik kepadanya dan bersabar. Dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah menuturkan bahwa salah satu orang yang dicintai Allah adalah mereka yang tetap bersabar meski tetangganya menyakitinya. A Muchlishon Rochmat
AdapunAsyura' adalah hari sedih dan tidak mungkin ada kebahagian di dalamnya dikarenakan mengingat terbunuhnya sayyidina Husein di hari itu. Namun tidak dibenarkan pada hari itu melakukan ritual yang lain melebihi dari berpuasa dan tausi'ah (memberi belanja lebih) pada keluarga karena pada dasarnya hari itu sendiri adalah hari yang utama "
4Tawadhu' (Merendahkan Diri) Diantara akhlak Islami yang mesti di perhatikan oleh seorang pelajar Muslim adalah sifat tawadhu' kepada sesama muslim baik orang kaya maupun miskin. Allah berfirman yang artinya: "Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (Al-Hijr 88) Dan Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya KepadaAkh Yoga saya ingin mengatakan bahwa tidak semua orang yang mengaku salaf mereka adalah salafi (nisbah kepada generasi salaf), Yang menjadi standar salaf itu adalah keistiqomahan mereka berpegang teguh dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah menurut pemahaman generasi salaf, terkhusus 3 abad pertama. sebagaimana kata seorang Syair: 5nGc.